Jembawan, Jembawati dan Jungkungmardea

Thursday, May 28, 2015

Jembawan

 Jembawan adalah berwujud kera, dahulu Jembawan juga berwujud seorang ksatria namun ia juga terlibat menginginkan Cupumanik Astagina, dari babad Ramayana ke Mahabarata perjalanan hidup Jembawan setelah tua ia menjadi penghuni Astana Gadamadana, punya seorang istri Dewi Trijatha anak Gunawan Wibisana. Dia punya seorang anak perempuan diberinya nama Dewi Jembawati dan diperistri oleh Prabu Kresna seorang raja jelmaan Dewa Wisnu. Dewi Jembawati dan Kresna menurunkan Raden Samba dan Gunadewa. Keudian setelah Jembawan surut Astana Gadamadana dijaga oleh Gunadewa. Seorang ksatria yang punya ekor seperti kera.

Jembawati

 Jembawati adalah putra Jembawan dengan Dewi Trijata, dari perkawinan Jembawan dan Trijata karena kutukan Prabu Dasamuka, yang pada waktu itu Dewi Trijata selalu menghalang-halangi niat Rahwana untuk menikmati raga Dewi Sinta yang tak mau melayani kedatangan Rahwanadikala Dewi Sinta ditawan dalam taman Soka. Dasamuka pun akhirnya marah pada Trijata keponakannya dengan mengutuknya. Mudah-mudahan kelak Trijata mendapatkan kera yang sudah tua, namun Dewi Sinta segera menghibur kesedihan Trijata dengan kata walaupun besok jadi istri kera tua namun turunan Trijata akan jadi jodohnya raja turunan Dewi Sinta (raja titisan Batara Wisnu).

Jungkungmardea

Jungkungmardea adalah seoarang raja di Negara Parangkubarja, Prabu Jungkungmardea harus mati demi mewujudkan keinginannya yakni sang Prabu kepengin memperistri Dewi Wara Srikandi, ketika itu sang Prabu melamarnya sebetulnya Prabu Drupada menerimanya namun Dewi Wara Srikandi tak mau akan diperistri oleh Prabu Jungkungmardea. Hal ini menjadikan Prabu Jungkungmardea marah dan akan menyerang Negara Pancala, namun segara Dewi Wara Srikandi minta pertolongan pada Arjuna seorang yang dicintainyasupaya mau mengembalikan Prabu Jungkungmardea kenegaranya, akhirnya peperangan pun terjadi Janaka dan Jungkungmardea, karena Janaka seorang satria yang sakti maka penguasa Parangkubarja mati ditangan Arjuna, demi mewujudkan keinginannya.

Jayadrata, Jayasemedi dan Jayawilapa

Wednesday, May 27, 2015

Jayadrata

 Jayadrata adalah anak angkat Begawan Sempani yang terjadi dari bungkusnya Bratasena, kemudian dipuja oleh sang Begawan hingga berwujud jabang bayi yang dinamai Jayadrata. Setelah besar Jayadrata mengabdi di Negara Astinadan dijodohkan dengan adik Duryudana, yang bernama Dewi Dursilawati. Jayadrata termasuk seorang satria yang sakti hanya dengan Janakalah ia terpenggal kepalanya kena anak panah yang meluncur tali busurnya kepunyaan Janaka. Kejadian ini sebagai balas dendam atas matinya Abimanyu yang sudah tak berdaya kemudian dibunuh Jayadrata, anak dan istri Jayadrata pun ikut ditumpas Janaka.

Jayasemedi

Jayasemedi adalah seorang Patih di kasatriyan Panggombakan, Patihnya Raden Yamawidura, dalam lakon Sanjaya balik yang dulu Sanjaya ikut dengan keluarga Astina namun setelah Baratayuda Sanjaya mengikuti Pandawa, namun kelakuan Sanjaya sempat diragukan oleh Srikandi. Hingga Raden Sanjaya berani menandingi kesaktian Adipati Karna, dan Sanjaya gugur menjadi sendang yang dinamakan sendang Sanjaya. Demikian juga Patih Jayasemedi dengan kesetiannya membela Raden Sanjaya hingga mati, dia mati bersama-sama dengan Patih Hadimanggala, Patihnya Adipati Karna.

Jayawilapa

Jayawilapa adalah seorang Pendeta dipertapaan Yasarata, sang Pendeta punya anak perempuan bernama Dewi Ulupi, yang kemudian diperistri oleh Raden Janaka kemudian menurunkan Bambang Irawan, Begawan Jayawilapa berbudi luhur dan ketika cucunya berangkat ke medan perang Begawan Jayawilapa mengikutinya, namun ditengah jalan Bambang Irawan mati digigit lehernya oleh Prabu Kalasrenggi yang mendendam Raden Janaka, Kalasrenggipun juga mati kena pusaka Bambang Irawan.

Jatagimbal dan Jatagini, Jatasura dan Jatayu

Tuesday, May 26, 2015

Jatagimbal dan Jatagini

 Jatagimbal dan Jatagini adalah kakak beradik yang bertempat tinggal di kerajaan Gua Selamangleng, tersebutlah sebuah lakon Dewi Kuntulwilanten, salah satu adegan menceritakan raja Gua Selamangleng terkena panah asmara pada Dewi Wara Subadra, demikian pula adiknya Jatagini juga terkena panah asmara pada Raden Janaka. Keduanyapun pergi dari keratin untuk mencari kekasih hati masing-masing. Tak lama Jatagimbal berjalan akhirnya bertemu Janaka, kemudian Jatagimbal dihias sehingga mirip Janaka, demikian juga Jatagini bertemu Subadra diganti rupa menjadi Sembadra. Kedua raksasa yang dilanda cinta akhirnya bertemu dihutan merekapun saling melepas rindu, dan berkasih mesra layaknya suami istri, dari perbuatan ini Jatagini hamil dan kemudian melahirkan Kalasrenggi.

Jatasura

 Jatasura adalah raksasa yang berbadan banteng dan bertempat tinggal di kerajaan Goa Kiskenda, Jatasura menjadi tunggangan Prabu Maesasura kemanapun ia pergi. Tersebutlah sebuah cerita yang ketika itu Prabu Maesasura ingin meminang Dewi Tara putra Batara Indra. Namun Batara Indra tak mengabulkannya, dan marahlah Prabu Lembusura hingga membuat barisan Dewa kalangkabut, sehingga para dewa mengangkat Subali menjadi jagonya, dengan kesaktian aji Pancasonanya, Prabu Maesasura beserta prajuritnya dapat ditumpas oleh Subali. Dengan kemenangan tersebut Subali mendiami Goa Kiskenda beserta istrinya yang baru didapat anugerah Dewa yakni Dewi Tara.

Jatayu

Jatayu adalah seekor burung Garuda yang besar, walaupun berwujud Garuda Jatayu berbudi baik menjadi kesayangan Prabu Dasarata ayah Ramawijaya, tersebutlah sebuah cerita yang pada waktu itu Jatayu sedang melayang-layang diangkasa, ditengah enak-enaknya terbang Jatayu mendengarjeritan seorang wanita. Namun lebih terkejut lagi yang dipanggil adalah anak Prabu Dasarata, dengan diam-diam Jatayu mendekati datangnya suara tersebut, ternyata yang menggondol seorang putri adalah Prabu Dasamuka, Jatayu pun akhirnya enyerang Dasamuka hingga babak belur, walaupun Dasamuka sehari mati sepuluh kali kalau ia masih menyentuh tanah akan hidup kembali, dengan pusakanya kemudian Dasamuka membunuh Jatayu, sebelum mati Jatayu sempat lapor pada Ramawijaya kalau istrinya dibawa kabur Dasamuka.

Janaka, Jangetkinatelon dan Jarasanda

Monday, May 25, 2015

Janaka

 Janaka/Prabu Janaka adalah raja Negara Mantili pada waktu itu sang prabu sedang bertapa di tepi sungai, dari keheningan tapa sang prabu terlihat sesuatu yang hanyut derasnya arus aliran air sungai. Dengan membuka matanya sang Prabu melihat kupat yang besar hanyut terbawa arus kemudian ketupat sinta itu ditangkap oleh sag Prabu dan setelah tertangkap dibuka yang isinya adalah seorang bayi perempuan. Dan bayi tersebut dinamai Dewi Sinta kemudian dijadikan anaknya sang Prabu, kelak kemudian hari Dewi Sinta diperistri oleh Ramawijaya yang kemudian dicuri oleh Prabu Dasamuka.

Jangetkinatelon

 Jangetkinatelon adalah putra raja Gendingpitu Prabu Janinraja, pada awal perkawinan kakaknya Raden Jangetkinatelon bersama saudaranya mengadakan sayembara perang barang siapa dapat mengalahkan Raden Gagak Baka beserta saudaranya dapat memperistri Dewi Kuntulwilanten. Walaupun sudah banyak yang tampil dalam sayembara ini belum ada yang menang, namun setelah datang para Pandawa maka gelar sayembara tersebut dapat digulung oleh Raden Werkudara, dan akhirnya Jangetjinatelon mengabdi di Negara Amarta. Dalam perang Baratayuda ia gugur melawan raja Turilaya sang Prabu Bogadenta.

Jarasanda

Jarasanda adalah seorang raja di Negara Giribajra, pada kejayaannya sang Prabu ingin mengadakan sesaji Rudra yaitu persembahan yang diperuntukan Batara Kala, 80 orang raja sudah dipenjara oleh Prabu Jarasanda masih kurang 20 orang raja, kemudian sang Prabu akan mencari tambahan ke tanah Jawa dengan menyerang Negara Mandura, Kumbina, Dwarawati, Lesanpura, Mandraka, Amarta, dan lainnya. Namun dilain pihak Prabu Puntadewa juga akan mengadakan Sesaji Rajasuya, dengan syarat harus dapat menyajikan kulit raja yang angkara murka. Dari kedua keinginan raja Amarta dan Giribajra tersebut akhirnya saling berhadapan, dan Prabu Jarasanda mati ditangan Werkudara sebagai tumbal Rajasuya.

Jakajatus, Jakapuring dan Jambumangli

Sunday, May 24, 2015

Jakajatus

 Jakajatus adalah kisah seorang anak ontang-anting yang tidak punya saudara dan ibu bapak, dalam cerita Murwakala Jakajatus adalah termasuk golongan anak yang terkena Sukerta hal ini menjadi Batara Kala selalu mengejar-ngejarnya dan akan memangsanya, namun dengan kepandaiannya Jakajatus selalu bisa lolos dari incaran Batara Kala. Yang akhirnya Jakajatus diruwat oleh dalang Kandabuwana jilmaan Batara Wisnu sehingga ia terbebas dari ancaman Batara Kala.

Jakapuring

 Jakapuring adalah Patih Medangkamulan patihnya Prabu Srimahapunggung. Sewaktu menjadi Patih di Medangkamulan, patih Jakapuring sangat giat mengembangkan dan memajukan pertanian, antara lain dengan mengadakan bibit – bibit yang belum ada, seingga pertanian di Negara Medangkamulan berkembang dan maju dengan pesatnya. Namun pada zaman itu juga banyak raksasa-raksasa yang mengganggu pertanian, namun semua ini dapat diatasi oleh Patih Jakapuring, pada akhirnya Patih Jakapuring menjadi raja di Negara Gilingaya dengan nama Prabu Hiranyarudra.

Jambumangli

Jambumangli adalah seorang panglima perang di Negara Alengka, ketika itu putri Prabu Sumaliraja yakni Dewi Sukesi usianya sudah remaja dan waktunya dipinang oleh pria. Maka dengan ini Jambumangli mengadakan sayembara perang atas perintah Sumaliraja. Namun banyak raja-raja yang mengikuti sayembara tak berhasil mengalahkan Jambumangli, dalam hati kecil sang senapati sebetulnya ada rasa cinta yang tertananm dalam hati Jambumangli. Tiba-tiba datanglah Begawan Wisrawa datang mengikuti sayembara atas nama anaknya Prabu Danapati, akhirnya Jambumangli mati dengan tubuh terpotong-potong.
 

Most Reading